(Kerajaan adalah kekuasaan)
Kajian ayat 26-27 dari surat Ali Imran
|
Ada
orang bertanya, “Bagaimana kalau doa Nabi Sulaiman AS kita baca agar mendapat
kerajaan seperti Nabi Sulaiman SAW?.”
Jawabannya,
“Boleh-boleh saja, tetapi yang ‘seperti’ belum tentu persis atau setimbang. Dan
doa minta kerajaan yang lebih berbobot dari pada doa Nabi Sulaiman AS adalah Ajaran
Allah pada Nabi Muhammad SAW:
اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ،
وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ، وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ، وَتُذِلُّ مَنْ
تَشَاءُ بِيَدِكِ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، تُولِجُ
اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ، وتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ، وَتُخْرِجُ
الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ، وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ، وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ
بِغَيْرِ حِسَابٍ رَحْمَنَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَرَحِيمَهُمَا، تُعْطِي مَنْ
تَشَاءُ مِنْهُمَا، وتَمْنَعُ مَنْ تَشَاءُ، ارْحَمْنِي رَحْمَةً تُغْنِيني بِهَا
عَنْ رَحْمَةِ مَنْ سِوَاكَ. [1]
Artinya:
Ya
Allah Raja segala kerajaan, Tuhan memberikan kerajaan pada yang Tuhan kehendaki
dan melepas kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, dan menjayakan orang yang Tuhan
kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki. Di Tangan Tuhan lah
segala kebaikan, sungguh Tuhan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tuhan memasukkan
malam di dalam siang dan memasukkan siang di dalam malam. Mengeluarkan hidup
dari mati dan mengeluarkan mati dari hidup. Dan memberi rizqi dengan tanpa
perhitungan pada orang yang Tuhan kehendaki. Wahai yang Maha pengasih di dunia
dan akhirat dan Maha penyayang di dalam duanya, Tuhan memberi bagian dari
duanya pada orang yang Tuhan kehendaki dan menghalang-halangi orang yang Tuhan
kehendaki. Sayangilah saya dengan rahmat yang Tuhan pergunakan memberi kekayaan
hamba, jauh dari rahmat selain Tuhan.
Termasuk
alasan ulasan di atas: Setelah Nabi Sulaiman AS berdoa dan Allah mengabulkan
doanya, ternyata karena akibatnya yang terlalu agung; justru berdampak banyak
jin dan manusia yang mengkultuskan Nabi Sulaiman AS. Setelah Nabi Muhammad SAW
membaca ajaran Allah itu dampaknya jauh lebih besar dari pada dampak yang
diterima oleh Nabi Sulaiman, namun aman bagi umat dari pengkultusan terhadap
nabi mereka.
Memang
Thabarani mengeluarkan Hadits mengenai doa itu diajarkan pada Mu’adz bin Jabal
RA yang stres karena keberatan hutang. Namun kalau ditinjau dari segi sababunnuzul (sebab turunnya doa dalam ayat
tersebut) dan matan (isi) doa itu, arahnya agar nabi dan
umatnya mengenal, memuji dan berdoa pada Allah yang Maha segala-galanya. Dan
itulah yang mendasari doa seorang menjadi makbul.
Riwayat
lengkap dari Hadits yang sehubungan dengan doa itu:
16739 - حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ يَعْقُوبُ بن إِسْحَاقَ
النَّيْسَابُورِيُّ، حَدَّثَنَا نَصْرُ بن مَرْزُوقٍ الْعُمَرِيُّ، حَدَّثَنَا
أَبُو زُرْعَةَ وَهْبُ اللَّهِ بن رَاشِدٍ، حَدَّثَنَا يُونُسُ بن يَزِيدَ
الأَيْلِيُّ، حَدَّثَنِي ابْنُ شِهَابٍ الزُّهْرِيُّ، عَنْ سَعِيدِ بن
الْمُسَيِّبِ، عَنْ مُعَاذِ بن جَبَلٍ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ افْتَقَدَهُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، فَلَمَّا صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَى مُعَاذًا فَقَالَ لَهُ:"يَا
مُعَاذُ، مَا لِي لَمْ أَرَكَ؟"، قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لِيَهُودِيٍّ
عَلَيَّ أُوقِيَّةٌ مِنْ تِبْرٍ، فَخَرَجْتُ إِلَيْكَ فَحَبَسَنِي عَنْكَ، فَقَالَ
لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:"يَا مُعَاذُ، أَلا
أُعَلِّمُكَ دُعَاءً تَدْعُو بِهِ؟ فَلَوْ كَانَ عَلَيْكَ مِنَ الدِّينِ مِثْلُ
جَبَلِ صَبِرٍ أَدَّاهُ اللَّهُ عَنْكَ وَصَبِرٌ جَبَلٌ بِالْيَمَنِ، فَادْعُ بِهِ
يَا مُعَاذُ قُلِ: اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ،
وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ،
وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ، وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكِ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ، وتُولِجُ النَّهَارَ فِي
اللَّيْلِ، وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ، وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ
الْحَيِّ، وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ رَحْمَنَ الدُّنْيَا
وَالآخِرَةِ وَرَحِيمَهُمَا، تُعْطِي مَنْ تَشَاءُ مِنْهُمَا، وتَمْنَعُ مَنْ
تَشَاءُ، ارْحَمْنِي رَحْمَةً تُغْنِيني بِهَا عَنْ رَحْمَةِ مَنْ سِوَاكَ"
Arti
(selain) isnadnya:
Dari
Mu’adz bin Jabal, “Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah mencari-cari Mu’adz bin
Jabal yang absen dari shalat Jumat. Setelah shalat, Rasulullah SAW mendatangi
Mu’adz untuk berkata ‘hai Mu’adz kenapa saya tadi tidak melihat kau hadir?.”
Mu’adz
menjawab, “Karena ada orang Yahudi yang menagih hutang emas satu uqiyah padaku. Saya telah berusaha
menemui kau namun dia menghalang-halangi, agar saya tidak berhasil menemui
kau.”
Rasulullah
SAW bersabda, “Hai Mu’adz! Bukankah kau mau saya ajar doa untuk kau baca? Kalau
hutang yang membebani kau semisal gunung Shabir (صَبِرٌ),
Allah pasti membuatmu mampu melunasi hutang itu. Berdoalah dengan doa itu hai
Mu’adz:
‘Allaahumma
Maalikal-mulki tu’thil mulka man tasyaaa’u wa tanzi’ul mulka mimman tasyaaa’u
wa tu’izzu man tasyaaa’u wa tudzillu man tasyaaa’u bi Yadikal khairu innaka
‘alla kulli syai’in qadiir. Tuulijullaila finnahaari wa tuulijunnahaara
fillaili wa tukhrijul chayya minal mayyiti wa tukhrijul mayyita minal chayyi wa
tarzuqu man tasyaaa’u bi ghoii chisaab. Rohmaanad dunyaa wal aakhirati wa
Rohiimahumaa. Tu’thii man tasyaaa’u min humaa wa tamna’u man tasyaa’urhamnii
rahmatan tughniinii bihaa ‘an rahmati man siwaaK’.”
Shabir
(صَبِرٌ)
adalah nama gunung di Yaman.
Bagi
yang belum berhasil menghayati kalimat doa itu, bisa jadi jusru bertanya:
“Kenapa dikatakan doa ini lebih berbobot daripada doa Nabi Sulaiman AS?.”
Jawabannya,
“Memang dampak dari doa Sulaiman AS, Allah menundukkan jin, burung, dan
manusia, untuknya. Kepatuhan para jin pada Sulaiman melampaui batas, hingga
Sulaiman wafat pun, mereka masih bekerja keras, karena dikira dia masih hidup
atau takkan wafat.
Jauh
tahun setelah itu, banyak orang Yahudi yang mengatakan: “Sulaiman telah murtad,
kafir, dan mengajarkan sihir.”
Berarti
dampak dari doa itu adalah baik, tapi berakibat orang bodoh mengkultusakan
Sulaiman AS yang mendapatkan anugrah sangat agung dari Allah berkat doanya.
Sedangkan setelah doa ajaran Allah itu dibaca oleh nabi, Allah memberi
pertolongan yang makin lama makin besar pada Nabi Muhammad dan umatnya SAW.
Sepanjang
sejarah belum pernah ada kaum yang diberi pertolongan oleh Allah yang akbarnya
sebanding dengan yang telah diberikan pada umat Muhammad. Mengenai
anugrah dan pertolongan Allah yang dijelaskan di dalam http://www.mulungan.org/index.php/component/content/article/34-kholid-bin-walid/89-2011-03-kisah-khalid-bin-al-walid-si-pedang hingga di
http://www.mulungan.org/index.php/component/content/article/34-kholid-bin-walid/442-kw-123-perang-yarmuk-
adalah hanya sebagian kecil, belum dijelaskan semuanya.
Berarti
dampak dari doa ajaran Allah untuk Nabi Muhammad SAW jauh lebih besar, bahkan
membuat manusia lebih tahu dan lebih dekat kepada Allah.
Beberapa
orang bertanya, “Kenapa justru inti doa itu memohon rahmat Allah untuk kita yang
jauh lebih luas daripada yang dari selain Allah?.”
Jawabannya,
“Justru itulah yang membuat manusia masuk surga dan disayang di dunia dengan
berlebih-lebih."
Ustadz
Bahruddin dan lainnya berkata, “Berarti ini doa agar kita bisa melunasi hutang?
Berdasarkan Hadits di atas?.”
Jawabannya,
“Ditinjau dari sababunnuzulnya, doa ini untuk minta kerajaan akbar yang dibalut
rahmat. Tetapi nabi SAW pernah mengajarkan agar dibaca oleh Muadz yang saat itu
keberatan hutang.” [2]
ع «374» قَالَ
قَتَادَةُ: ذُكِرَ لَنَا أَنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلَ
رَبَّهُ أَنْ يَجْعَلَ مُلْكَ فَارِسَ وَالرُّومِ فِي أُمَّتِهِ فَأَنْزَلَ الله تعالى
هذه الآية.
ع «375» وَقَالَ
ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا وَأَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رَضِيَ الله عنه: لما
فَتَحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَكَّةَ وَعَدَ أُمَّتَهُ
مُلْكَ فَارِسَ وَالرُّومِ. [قَالَ الْمُنَافِقُونَ وَالْيَهُودُ: هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ
مِنْ أَيْنَ لمحمد مُلْكُ فَارِسَ وَالرُّومِ؟] وَهُمْ أَعَزُّ وَأَمْنَعُ مِنْ ذَلِكَ، أَلَمْ يَكْفِ
مُحَمَّدًا مَكَّةُ وَالْمَدِينَةُ حَتَّى طَمِعَ فِي مُلْكِ فَارِسَ وَالرُّومِ، فَأَنْزَلَ
اللَّهُ تَعَالَى هَذِهِ الْآيَةَ: قُلِ اللَّهُمَّ.
Sumber: Mulya Abadi
0 comments:
Post a Comment